Text
Biografi Imam Syafi'i : Kehidupan, Sikap, dan Pendapatnya
Beliau lahir ditahun 150 H, tahun wafatnya imam abu hanifah, imam madzhab fikih tertua. Saat masih mengandungnya, sang bunda bermimpi unik, dari farjinya keluar bintang terang, yang kemudian jatuh berkeping di Mesir. Setiap negeri mendapatkan kepingan tersebut.
Yakin bahwa anaknya akan menjadi orang penting, sepeninggal ayahnya, ibunda Imam Syafi’i membawanya pulang dari Gaza ke Mekkah, kampung leluhurnya. Kakeknya Syafi’i pernah bertemu Rosululloh saat masih kecil.Sedangkan ayahnya, Sa’ib adalah pembawa bendera bani hasyim pada perang badar. Ia tertawan kaum muslimin, lalu menebus dirinya dan masuk Islam.
Buku ini mencatat kejujuran Imam Syafi’i sejak kecil, yang membuat sekawanan perampok bertobat. Kecerdasannya “sikecil” membaca dan menghafal Al-Muwattha membuat kagum imam Malik. Akhlaq luhurnya diakui semua orang. Tak pernah marah dalam berdebat, apalgi menjatuhkan lawannya. Sebagian ulama bila merasa hatinya kering, datang kepada beliau untuk dibacakan Al-Quran, kemudian terdengar suara gaduh karena tangisan.
Sinar ilmunya membuat ia dicintai Khalifah Harun ar-Rasyid, sehingga beberapa ulama di Irak merasa iri. Merekapun mengajukan beberapa pertanyaan fikih yang aneh-aneh untuk mengujinya. Pertanyaan demi pertanyaan dijawab tangkas oleh imam Syafi’i. Anda dapat menyimak kecerdasan imam Syafi’i berikut ijtihad fikihnya dalam buku ini.
B0077465 | 297.92 SYI b | Perpustakaan Pusat (200) | Tersedia |
B009052 | 297.92 SYI b | Perpustakaan Pusat (297) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain