Text
Kelah Sang Demang Jahja Datoek Kajo : Pidato Otokritik Di Volkstraad 1927-1939
Mutiara di alam Minangkabau selayaknya dapat kita lihat dari sesuatu yang mungkin secara umum dianggap sederhana. Pernih-pernik kecil dalam kehidupan kita sebagai bangsa kerap dilupakan. Seolah-olah hal itu tidaklah penting dibicarakan dan mungkin pula diingat. Namun, sekali lagi, sebetulnya gerak dan cara berpikir kita juga kesadaran kita dalam berbangsa sering ditentukan oleh peristiwa-peristiwa kecil yang terlewatkan.
Oleh karena itu, di antara tugas penting kita saat ini adalah melakukan penggalian atas aspek-aspek lokalitas di dalam sejarah kita sendiri. Melalui Buku Kelah Sang Demang Jahja Datoek Kajo ini, penulis menghadirkan mutiara Minangkabau yang bagi kita mungkin masih asing, tetapi sebenarnya ia justru menjadi tonggak awal pemersatu bangsa. Mutiara itu adalah Jahja Datoek Kajo, anggota Volksraad, yang gigih memperjuangkan penggunaan bahasa Indonesia, jauh sebelum Sumpah Pemuda dideklarasikan.
B0077338 | 959.813 ETE k | Perpustakaan Pusat (900) | Tersedia |
B0077339 | 959.813 ETE k | Perpustakaan Pusat (959) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain